WORKSHOP PERANCANGAN DAN STRATEGI PENINGKATAN SANITASI DAN HYGIENE UMKM PANGAN LOKAL



Dilaksanakan di Gedung PAU UGM, Yogyakarta
Penulis: Ari Ermawan
I. Sambutan:
1.      Dr Ir Harmayani, M.Si.
Pelaku kurang memperhatikan standar kualitas dan keamanan
Ketahanan pangan ASEAN 2012
Renstra tidak mecapai sasaran
Faktor yang mempengaruhi:
1.      Keterlibatan langsung pelaku
2.      Pemahaman indikator keberhasilan
3.      Keterlibatan pemerintah

2.      Dr. Sigit Setiabudi, STPMP
DIY akan  dijadikan model percontohan pangan nasional
PHKI : Program Hibah Kompetisi Institusi
3 Kecamatan terpilih (Samigaluh, Tepus, Pundong) akan dijadikan model percontohan bagi kecamatan lain.

3.      Prof. Dr. Tony (Wakil rektor)
Visi (umum) :
Mengembangkan dan memanfaatkan Iptek untuk keberadaban dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pengembangan melalui riset, dll.
Ketahanan pangan untuk mengurangi import terigu dari negara lain.
UGM akan dibangun Ring-road bebas kendaraan umum dengan fasilitasr rail-way dengan bahan bakar tenaga matahari, Mahasiswa dikondisikan menjadi komunitas belajar (berangkat pagi, pulang sore) = terjadi komunitas belajar atau diskusi dengan suasana ramah lingkungan.
Jumlah mahasiswa kurang lebih 53.000 orang diharapkan suplai makanan sehat berbasis lokal.
II. Materi
1.      Umar Santosa:
Permasalahan dalam hal pangan sangat komplek:
1.      Rendahnya Sanitasi dan hygiene
2.      Nilai tambah/inovasi perlu ditingkatkan
3.      Umur simpan dan pemasaran terbatas
4.      Kualitas, keamanan produk belum dapat dipenuhi UMKM
Krisis pangan dan korporasi: republika 2 juni 2011
Diharapkan bisa menigkatkan kesejahteraan petani dan produktifitas.

2.      Lucia Dhiantika Witasari (dosen fak. Pertanian) dan Dr. Ir. Nurliyani, MS (dosen fak. Peternakan)
Tepus: Pathilo
Pundong: Mie cassava (mie des, mie pentil) tepung aci/kerupuk aci

Sertifikasi pangan industri rumah tangga: PIRT aplikasi GMPs dan HACCP
Cara pengemasan dan pelabelan: Latihan mendesign label
Landasan survei: keputusan kepala badan POM HK. 0005.5.1639
Metode survey: Sampling, kuisioner, scoring
Ada 14 point data survey:
a.       Lingkungan produksi,
b.      Fisik bangunan,
c.       Peralatan produksi,
d.      Suplai air,
e.       Fasilitas dan kegiatan hygiene,
f.       Pengendalian hama,
g.      kesehatan dan hygiene karyawan,
h.      Pengendalian proses,
i.        label pangan,
j.        penyimpanan,
k.      penanggung jawab,
l.        penarikan produk (rusak/kadaluarsa),
m.    Pencatatan dan dokumentasi (pembukuan),
n.      pelatihan karyawan

Tepus, Gunung Kidul
13 UMKM Pathilo dan  kerupuk ubi kayu
Permasalahan:
Mayoritas belum memiliki sertifikat PIRT hanya 5 yang punya
Kendala dana
Bermasalah dengan koperasi
Umur simpan produk singkat
Kemasan
Penghilangan warna hitam pada tepung aci

Pundong, Bantul:
Ketersediaan bahan baku
Keterbatasan mesin
Bahan pengemas
Kondisi cuaca (pengeringan matahari)
Metode penyimpanan
Pewarnaan kerupuk


Samigaluh: Slondok dan Geblek
Pundong: Tepung aci dan mie des

Permasalahan:
-          Keterbatasan bahan baku
-          Keterbatasan teknologi tepat guna
-          Evaluasi produk belum dilakukan
-          Diversifikasi/keragaman produk terbatas
-          Kurangnya pengetahuan keamanan pangan (pewarna, perasa)
-          Produksi kurang efisien (keterbatasan perencanaan bisnis/usaha)
-          Segmen pasar terbatas
Akibat keterbatasan;
-          UMKM kurang berkembang/daya saing lemah
-          Variasi produk kurang sesuai tuntutan konsumen
-          Pendapatan rendah
Tujuan survei;
-          Memetakan kondisi UMKM
-          Mengetahui pengelolaan usaha (untung-rugi)
Kegiatan survei:
-          Jenis dan spesifikai produk
-          Program dan volume pemasaran
-          Mutu produk (warna, rasa)
-          Kemasan (labelling)
-          Business plan (pesaing?)
-          Kelayakan
-          Diversifikasi produk
Metode: sama dengan yang di atas
Yang dinilai:
-          Bahan baku
-          Peralatan
-          Jenis produk
Program dan Volume pemasaran
-          4 P (product, Price, place, promotion)
-          Segmentasi

14 UMKM : Slondok
15 UMKM : Geblek

3.      Pertanyaan:
Bu Diah (Din Kes DIY):
-          Goal: strategi pembinaan, mohon koordinasi dengan dinas, lihat koridor (sadar otoritas)
-          Diharapkan: Penelitian disampaikan kepada masyarakat
-          Buat terobosan, bagaimana nilai gizi (untuk menarik minat pelaku)

Pak Iswanto (Bapeda Gunung Kidul):
-          Visi UGM sudah sejalan dengan Bapeda Gunung Kidul
-          UMKM untuk mendorong perekonomian dan pariwisata
-          Permasalahan utama: Akses permodalan, pasar (daya saing)
-          Produksi Ubi kayu besar
-          Koordinasi jika ada pelatihan
Pak Camat (Samigaluh):
-          Harapan: Pelatihan ada semacam keterpaduan dalam materi
-          Masyarakat digarap untuk menyadari pentingnya hal-hal yang kurang
-          Perubahan sikap /perilaku masyarakat agar usaha mikro meningkat (Ini saja sudah untung kok)
Kekurangan dari hasil survei harus dijadikan tantangan untuk lebih maju.
4.      Sertifikasi PIRT
Bu Diah (wakil Din Kes Prov DIY):
Dasar hukum:
-          UU no 7 th 1996 tentang pangan
Harus memenuhi syarat sanitasi
Label: nama produk, komposisi, berat, nama/alamat, halal, tanggal kadaluarsa
-          UU no 8 th 1999 perlindungan konsumen
Jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha (sesuai peraturan)
Label halal kalau sudah mendapat sertifikasi halal (harus ada bukti LB POM MUI)
-          UU no 36 th 2009 kesehatan
Standar atau persyaratan kesehatan
Ijin edar
-          UU no 28 th 2004 keamanan, mutu, dan gizi pangan
CPMB, CPPB
-          Permenkes no 22 th 1988 BTM (bahan tambahan makanan):
Diperbolehkan dan tidak melebihi dosis
-          Permenkes 382 th 1989

Mendaftarkan makanan hasil produksi (Wajib bagi yang mengemas)
Ijin Rumah Tangga: 12 digit
Masalah utama IRTP:
-          Macam produk
-          CPP-IRT (hygiene dan sanitasi)
-          Modal usaha dan cara mendapatkannya
-          Pemasaran
Produk non IRTP (oleh Badan POM):
-          Susu dan hasil olahan
-          Daging
-          Pangan kaleng
-          Pangan bayi
-          Minuman beralkohol
-          AMDK
-          Pangan wajib SNI
Pendaftaran sertifikat:
-          Sertifikat penyuluhan pangan
-          Pelatihan minimal 2 hari
-          Nilai post minimal 60
-          Diterbitkan PIRT diterbitkan jika hasil minimal CUKUP
Jenis Sertifikat:
-          Sertifikat penyuluhan keamanan pangan 123/4567/89
-          Sertifikat Produksi Pangan IRT (12 digit)
2 jenis kemasan plastik
06 Kelompok bahan tepung
dst
Ket: Setiap perubahan atau penambahan harus lapor
Terjadi pencabutan jika ada pelanggaran
Nama/alamat tidak sesuai
Produk pangan membahayakan jiwa (keracunan)

5.      Novita Erma Kristanti
Cara membuat rencana usaha (Business plan):

Gebleg Kulon Progo vs Pempek Palembang
Visi: Bawa Gebleg ke Palembang???

Pemasaran:

    Gebleg                                      Pempek
Harga murah                           Mahal
Enak                                        Enak                                        Peluang
Sulit didapat                           Mudah                                     (perlu rencana usaha)
Belum ada promosi                 Banyak promosi

            Hal-hal yang perlu ditulis:
-          Produk
-          Penanggungjawab, alamat
-          Pekerja dan tugasnya
-          Tempat penjualan
-          Laporan keuangan (pemasukan, pengeluaran, untung-rugi)

6.      Manfaat penerapan business plan
Pak Prabowo Disperindag untuk UMKM Prov DIY (tugasnya mempasilitasi pelaku Usaha)

Tipe Pengusaha menurut kesukaan bentuk:
-          Lingkaran: kreatif, sulit diatur
-          Segitiga: Manutan (suka ikut-ikutan)
-          Segiempat: Patuh aturan, kurang maju

Latar Belakang:
-          Belum mengetahui perencanaan awal
-          Cabang industri stagnan/tutup
-          Prinsip usaha yang sehat dengan perencanaan yg baik
Permasalahan:
-          Wawasan bisnis terbatas
-          Orientasi pasar kurang tepat
-          Kurang mampu mengakses fungsi pasar
Info: Tgl 16-17 Juli ada grebeg telo (pemecahan rekor MURI, makanan dari telo di satu tempat terbanyak)
Manfaat business plan:
-          Menuntun UMKM menjalankan tahapan usaha
-          Mampu mengevaluasi (keuangan, pemasaran, operasi, SDM) apakah sesuai target maupun berjaan seefisien mungkin antara rencana dan realita.

Pertanyaan tentang modal: telp 0274-512063

7.      Tanya-jawab:

Bp Sugianto (Gunung Kidul):

Hasil survei memang benar
Sudah melatih sekitar 700 – 800, yang lolos sekitar 30 an
Jika UMKM berdiri sendiri sulit dapat PIRT (Lebih mudah dalam kelompok)
Potensi di Gunung Kidul juga punya potensi pisang tanduk, bisa 50 cm panjangnya (baru diolah untuk criping saja)
Mohon diuji juga nilai gizinya oleh UGM

Bp Bambang (kec. Pundong):

Mie des: yang mengembangkan bukan 3 desa, tapi 3 dusun
Setuju jika ada pelatihan, tapi mohon generasi mudanya juga dilibatkan untuk menuju ke profesional, dan lapangan kerja baru
Mohon industri lain juga dikembangkan: limbah tapioka (nata de cassava)
Pembukuan perlu melibatkan generasi muda
Mohon bantuan pembinaan, syukur kalau peralatan juga

Tanggapan:

Bu Diah: PIRT memang 1 kelompok diperbolehkan memiliki nama PIRT, Dana hibah yang disampaikan Rektor apakah mungkin bisa dihibahkan ke UMKM, Penanggungjawab wajib mengikuti penyuluhan (yang muda saja)

Pak Prabowo: Kami sudah melaksanakan pelatihan dan bantuan alat bersama kabupaten kota sebagai sumber dana,

8.      Dr. Ir. Eni Hermayani, M.SC.:
Renstra dan pembinaan bidang sanitasi dan hygiene

Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM
Alamat: Jl Teknika Utara, Baek, Yogyakarta
0274-589242
Kepala: Dr. Ir. Eni Hermayani, M.SC. (081227062763)
Kegiatan:
-          Pendidikan, penelitian, pelatihan, pelayanan publik, pengujuan laboratorium
-          Gerai Pangan Sehat
-          PKMT

Isi:
-          Keamanan pangan merupakan tuntutan konsumen yang mutlak dipenuhi oleh setiap industri termasuk UMKM
-          Berbagai produk berbasis singkong (cassava) merupakan produk unggulan DIY yang diminati masyarakat serta berpotensi untuk dikembangkan
-          Tahun 2015 UKM sektor pangan terjepit pasar tunggal ASEAN
-          BPOM: 32% IRT tidak memenuhi standar
-          Bangunan, peralatan, dan fasilitas kurang memenuhi standar
-          Sanitasi (Perlu regenerasi pelaku usaha)
-          Pengemasan kurang baik
-          Penyimpanan kurang hygiene
-          Strategi pembiinaan: Internal (pelaku usaha), dan eksternal ( pemerintah, pembina dan pendamping, stake holder)
-          Renstra pembinaan: membenahi sarana, pelatihan karyawan, edukasi dan sarpras pengemasan dan pelabelan produk, perbaikan fasilitas hygiene, dokumentasi, pembinaan UMKM, koordinasi pemangku kepentingan
-          Analogi: Yang akan dibabat rumput, dikasihnya gergaji mesin ???

9.      Dr. Ir. Agnes Murdiati, MS.
Renstra dan pembinaan bidang kualitas dan pengembangan produk

Kondisi umum:
-          Produk tradisional: Merupakan resep turun-temurun
-          Kurang variasi: 1 bentuk, 1 rasa, 1-2 warna dan kemasan berbeda
-          Sanitasi dan hygiene/kebersihan kurang diperhatihan: memungkinkan kontaminasi silang
-          Peralatan masih tradisional (kurang canggih dan tepat guna)
-          Bahan baku terbatas (sering mendatangkan dari daerah lain)
-          Mesin dan alat sederhana (terutama mie pentil dan mie des)

-          Ada warna mencolok pada kerupuk aci (dipertanyakan???)

-          Pati aci: ukuran partikelnya kurang homogen (mringkil), aroma asam meski rasa tidak asam
Solusi: Perlu alat pengering, perlu alat ekstrasi, Beli ayakan tepung dengan ukuran 80 sampai 120 mesh, warna putih baik jika pengeringan cepat, pengemasan kedap air


-          Kerupuk aci: ukuran, rasa, warna alami, dan kemasan divariasi
-          Mie Pentil, mie iris, Mie des:
Ketersediaan bahan baku (ada yang masih menggunakan Pati Aci dari Lampung)
Keterbatasan mesin dan alat (masih memproses di lanti: coba ganti meja)
Bahan pengemas (daun jati: bersih ga?)

-          Geblek Samigaluh:
Bentuk selalu angka 8 (kenapa ga ada angka lain gitu...)
Rasa berubah (pagi enak, kok sore sudah keras?)

-          Slondok Samigaluh:
Bentuk kurang bervariasi (bentuknya itu-itu saja, coba: lempengan, stick, dll)
Slondok cepat tengik (karena minyak goreng kurang terkontrol)
(Minyak goreng yang dipakai terus menerus menyebabkan kanker, sebaiknya ganti tiap hari, jangan pakai jelantah)
Warna divariasi
Penjemuran harus sampai kering (“klek” jangan terlalu kering, kalau kelamaan berjamur, kalau bisa sehari kering)
Kemasan belum ada label gizi

10.  Muhammad Prasetya Setiawan
Renstra dan pembinaan bidang pengelolaan bisnis UMKM

            Pendahuluan:
-          Setiap UMKM memiliki tantangan yang berbeda (iklim, pesaing, kebijakan pemerintah)
-          Efisiensi produksi dan manajemen usaha masih relatif rendah
-          Persaingan usaha sangat ketat, segmen pasar makin beragam, konsumen semakin cerdas
-          Analisis kelayakan usaha yang berkelanjutan
Identifikasi permasalahan:
-          Menjaga kontinuitas dan mutu
-          Menciptakan/memanfaatkan peluang pasar
-          Mengolah produk unggulan
-          Menyediakan sarana/instrumen
-          Memproduksi bahan baku yang benar

Strategi (internal):
-          Peningkatan kapasitas SDM
-          Penguatan kelembagaan (buat kelompok)
-          Evaluasi proses dan penanganan bahan
-          Implementasi tata kelola usaha
-          Dokumentasi
Strategi (Eksternal):
-          Pemerintah
-          Akademisi
-          Lembaga keuangan
-          Informasi
-          Konsumen pasar
-          Supplayer
Tahap pengembangan:
-          Penguatan SDm
-          Memperbaiki proses dan mutu
-          Pelabelan, design produk, pengemasan
-          Keuangan

11.  Kesimpulan

-          Yang paling penting harus yakin dengan usahanya

12.  Tanya-jawab

Bp Suradal (Ketua Asosiasi Usaha Gunung Kidul):

-          Pelaksanaan workshop terlalu tergesa-gesa
-          Ubi kayu gudangnya di Gunung Kidul, 2010: 900.000 ton lebih, target 2011: 1 juta ton
-          Saat ini bekerja sama dengan Korea Selatan: ekspor gaplek sudah 10.000 ton, sekarang ditampung di Cilacap
-          Selain ubi kayu mohon pisang juga digarap, mohon! (minimal jadi wacana)
Bp Camat (Samigaluh):
-          UMKM Samigaluh masih sekedar usaha sangat mikro, mohon bantuan dana, selain itu pelatihan
-          Kalau ada jaringan di DIY bisa subsidiaritas juga baik (kemitraan antar sektor, apa-siapa, berperan apa)
-          Perubahan sikap dan perilaku warga (ini saja laku kok, jadi banyak dibeli tengkulak)
-          Pengorganisasian masyarakat sangat minim
Tanggapan:
-          Tujuan workshop memang saling curhat, tetapi nanti akan ditindaklanjuti, akan ada pelatihan, koordinasi dengan SKPD, agar materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan
-          Produksi ubi kayu di GK, memang agar dapat terjalin kemitraan UMKM
-          Ini merupakan niat untuk terlibat dalam masyarakat
-          Ini merupakan hasil survei, pencocokan apakah hasil tadi tepat?
-          Bisa saling sinergi dalam pemenuhan bahan dasar
-          Ubi kayu masa simpan pendek (2-3 hari: segar)
-          Tujuan bukan untuk merampok dengan menjiplak usaha, tetapi agar semua dapat berjalan
-          Yakinlah bahwa pelaku tidak berjaan sendiri, tetapi akan ada peran pemerintah, dan penerapan dari setiap penelitian UGM
-          Permasalahan UMKM juga menjadi PR di UGM
III. Perumusan
1.      UMKM merupakan aset yang penting dan perlu dilindungi
2.      UMKM pangan merupakan kegiatan produktif yang menyehatkan: Tenaga kerja, berjalan terus menerus, perhitungan laba-rugi tidak jelas
3.      Pembinaan dengan cara yang tepat akan memberi manfaat yang baik: ketenagakerjaan, peningkatan ekonomi, dan kesehatan. Dibutuhkan: Sinergi antar pemerintah, pelaku UMKM, akademisi

Sambutan penutup

0 Response to "WORKSHOP PERANCANGAN DAN STRATEGI PENINGKATAN SANITASI DAN HYGIENE UMKM PANGAN LOKAL"

Posting Komentar