Ibu Andre, ibu Della sangat mengaharapkan kehadiran seorang cucu dalam keluarga mereka, menurutnya kehidupan pernikahan untuk seorang laki-laki belumlah lengkap tanpa adanya seorang anak sebagai penerus keturunan. Dan setelah mengetahui hasil pemeriksaan dokter yang menyatakan bahwa Shinta mandul, Ibu Della terus menerus memojokan Shinta Andre. Andre sendiri sangat terpukul mendengar vonis dokter tersebut. Alhasil hubungan keduanya menjadi renggang,belum lagi ibu andre juga tak segan membawa wanita-wanita untuk dikenalkan dengan Andre. Semakin lama Andre semakin frustasi akan keadaan keluarganya, berulang kali Shinta menangis dan menceritakan kesedihannya akan sikap mertuanya, namun Andre seakan tidak mendengar tangisan Shinta. Shinta mencoba tetap sabar mendapat perlakuan seperti itu dari sang mertua, ia tidak pernah menyalahkan Andre akan sikap mertuanya.
Setiap malam ketika Andre tertidur, ia memandang wajah Andre sambil berdoa, “Tuhan berikanlah yang terbaik pada kami, kuatkanlah aku agar tetap setia pada suami, dan berbakti kepada mertuaku.“
Hingga suatu kali, Andre bertemu dengan Joe, sahabatnya semasa dikuliah. Joe adalah pengurus dewan paroki di sebuah gereja. Andre menceritakan masalah yang ia hadapi pada Joe, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Joe memberi saran agar Andre mengikuti ibadat pengakuan dosa, sehingga ia dapat mencurahkan segala persoalannya dihadapan Tuhan. Awalnya Andre menolak, karena malu dan sudah lama juga ia tidak melakukan pengakuan dosa. Namun akhirnya Andre bersedia, setelah joe mengatur jadwal pengakuan dengan pastor paroki setempat, Andre akhirnya menceritakan semua permasalahannya, sikapnya yang ragu akan kehidupan rumah tangganya, dan segala tekanan yang ia rasakan selama ini.
Setelah selesai mengungkapkan semuanya sang pastor memberi nasehat:
“Jalan Tuhan adalah sempurna anakku, kau mendapat masalah tersebut dalam kehidupanmu karena Tuhan tau engkau sanggup. Sebagai seorang pria bersikaplah dengan berani, bukankah kau sudah mengucapkan janji setia di hadapan Tuhan, bahwa kau akan menrima istrimu dalam keadaan apapun. Saat inilah kesetiaan dan sumpahmu itu dinyatakan, dampingilah istrimu menghadapi orang taumu, dan tekanan disekelilingnya“
Andre tak kuasa menahan tangis, segera setelah keluar, Andre mebasuh mukanya dan berlutut di depan Gua Maria di belakang gereja. Ia sangat menyesali sikapnya selama ini yang menyalahkan istrinya akan keadaannya. Dengan keyakinan baru yang teguh Andre semakin dikuatkan “Semua ini terjadi, karena aku mampu, dan Tuhan memiliki rencana indah dalam hidup kami.“
Andre pulang kerumah dan mendapati Shinta sedang berdoa di kamar.
“Tuhan, sepertinya sekarang andre sedang tertekan, kuatkanlah suamiku Tuhan, bantulah ia agar tetap tegar dan kuat menghadapi semua ini, maafkanlah aku juga Tuhan karena aku telah membawa pukulan berat bagi suami dan mertuaku, berikanlah kesehatan kepada mereka Tuhan.”
Mendengar doa istrinya itu, Andre masuk dan memeluk istinya, ia menyadari sikapnya yang telah salah selama ini. Andre lalu membawa Shinta menuju Surabaya, kerumah orang tuanya, saat itu ia berkata kepada ibunya “Ibu, terima kasih atas perhatian ibu padaku, namun aku tetap akan mencintai istriku dengan atau tanpa keturunan, dia adalah istriku yang terbaik, dan aku tidak salah pilih, disaat kita semua memojokannya dia, dia berdoa untuk kita semua. Tuhan memiliki rencana dalam hidupku, akupun telah bersumpah dihadapan Tuhan untuk menjaga dan menemani dia pada waktu suka dan malang, dan saat inilah janjiku ini harus kulakukan ibu, maafkan aku bu.”
Setelah penyataan andre tersebut, orang tua Andre tidak pernah lagi membawa wanita ataupun menyinggung rumah tangga Andre. Ibu Andre bahkan kini mengikuti Shinta dalam kegiatan pelayanan di yayasan sosial yang dikelolanya. Kehidupan pernikahan Andre dan Shinta sendiri kini mereka serahkan sepenuhnya bagi keluarga, gereja, dan kegiatan sosial.
Teman, setiap orang yang memiliki masalah cenderung melupakan janji yang pernah diucapkan, sebuah komitmen yang telah dibangun sering kali dilupakan saat kenyataan tak sesuai dengan harapan.
Ingatlah rencana Tuhan itu indah. Tuhan tidak akan mencobai manusia melebihi batas kemampuannya. Ia takkan meninggalkan manusia dalam menghadapi pencobaan …
By: Tifanny
0 Response to "KOMITMEN"
Posting Komentar