Masih teringat jelas, ketika beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah buku berjudul “Misteri Azab di Pagi Hari” karya Asadullah Al-Faruq di sela-sela kegiatan KKN saya. Dalam buku tersebut, diceritakan bermacam-macam musibah (di Indonesia) dan peperangan (pada jaman Rasulullah SAW) yang seringkali terjadi pada pagi hari, sehingga timbul pertanyaan kenapa Allah SWT menakdirkan semua itu terjadi di pagi hari, bukan di waktu lain? Tertarik membacanya? Boleh kalau ada yang mau meminjam :)
Salah satu peperangan yang dijabarkan di buku terbitan pustaka Iltizam itu adalah Perang Hunain. Dikisahkan pada tanggal 6 Syawal, Rasulullah SAW dan 10.000 pasukan muslim pergi meninggalkan Makkah. Dengan jumlah yang begitu banyak, ada perasaan berlebihan yang hinggap di hati kaum Muslimin. Sebagian dari mereka yang congkak menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang berani menyerang mereka. Namun, Allah SWT memberikan teguran kepada pasukan Muslimin melalui peristiwa penyerangan sekelompok orang di Hunain.
Pada malam Rabu tanggal 10 Syawal, pasukan Islam tiba di Hunain. Malik bin Auf dan beberapa orang musyrikin dari berbagai kabilah yang masih menolak tunduk di bawah kekuasaan Islam sudah terlebih dahulu tiba di Hunain. Mereka berencana akan menyerang rombongan pasukan Muslimin di tempat tersebut. Pasukan Muslimin memasuki wilayah itu tepat pada waktu subuh yang suasananya masih gelap. Kaum Muslimin tidak tahu adanya pasukan musuh yang akan menyerangnya. Saat itulah Malik memerintahkan untuk menyerang rombongan pasukan Muslimin. Serangan itu membuat kaum Muslimin mundur dan sebagian lari kocar-kacir, sehingga satu sama lain tidak lagi memperdulikan.
Rasulullah SAW berseru, “Kemarilah wahai semua orang. Aku adalah Rasulullah. Aku adalah Muhammad bin Abdullah.”
Namun, mereka tak menghiraukan seruan beliau, mereka mencoba menyelamatkan diri sendiri. Hingga yang tersisa hanya beberapa orang dari Muhajirin dan sanak keluarga beliau.
Kedua pasukan saling melancarkan serangan. Rasulullah SAW bersabda, “Di sinilah peperangan berkobar.”
Lalu beliau memungut segenggam pasir dan melontarkannya ke arah musuh. Di antara musuh terkena butir-butir pasir itu, sehingga matanya sulit melihat.
Allah SWT menjelaskan peristiwa Hunain di dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir." (QS. AL- Taubah: 25-26)
Allah memberikan pertolongannya kepada kaum Muslimin. Tak lama setelah Rasulullah SAW melempar pasir, musuh mengalami kekalahan telak. Korban yang tewas mencapai 70 orang Tsaqif, sedangkan tidak ada korban jiwa di pihak pasukan Muslimin. Kemenangan ini menjadikan orang-orang muslim bisa mendapatkan harta rampasan perang yang banyak.
Perang Hunain adalah teguran Allah kepada pasukan muslimin yang merasa congkak karena banyaknya jumlah mereka. Tak dapat dipungkiri, kita pun terkadang sebagai sekelompok orang yang mempunyai tujuan baik, ketika melihat kuantitas maupun kualitas jamaah kita seringkali merasa bangga. Padahal kalau bukan karena ijin dari Allah SWT tak ada yang bisa kita lakukan. Wallahua'lam bishowab.
0 Response to "Perang Hunain, Teguran dari Allah Bagi Para Mujahid Congkak"
Posting Komentar